Assalamualaikum
Wr. Wb.
Selamat pagi pembaca, saya akan melanjutkan tugas saya. Tugas
saya sudah memasuki pokok bahasan No. 5 dengan judul “PDB,
PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI”, tanpa berlama lama saya akan
memulai membahasnya. Pertama saya akan membahas tentang PRODUK DOMESTIK BRUTO.
PRODUK
DOMESTIK BRUTO
PDB atau produk domestic bruto dapat diartikan sebagai nilai
keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut
dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB berbeda dari produk
nasional bruto (PNB) karena memasukkan
pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut.
Sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa
memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi
dalam negeri atau tidak. Sebaliknya, PNB memperhatikan asal usul faktor
produksi yang digunakan.
Dalam
bidang ekonomi, produk domestik bruto (PDB) adalah nilai pasar semua barang dan
jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. PDB merupakan
salah satu metode untuk menghitung pendapatan nasional.
Menurut definisi para ahli mengatakan bahwa
pengertian Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Produk (GDP) adalah
jumlah produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi pada
suatu daerah di saat tertentu. Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan alat
pengukur dari pertumbuhan ekonomi dimana alat pengukur pertumbuhan ekonomi
adalah PDB, PDB perkapita dan Pendapatan per jam Kerja.
Sebagai alat pengukur dalam pertumbuhan
ekonomi PDB memiliki rumus dalam mencari PDB
dan PDB juga memiliki empat komponen :
a. Konsumsi rumah tangga.
b. Investasi.
c. Konsumsi pemerintah.
d. Ekspor bersih, yang merupakan selisih dari
total ekspor dan impor.
Berdasarkan komponen-komponen tersebut, maka rumus mencari PDB seperti dibawah ini..
PDB = C
+ I + G + (X-M)
Keterangan :
C :
Konsumsi rumah tangga
I : Investasi
G :
Konsumsi pemerintah
X :
Ekspor
M :
Impor
Analisa Mekanisme (kinerja) Ekonomi Nasional
berdasar PDB melalui 3 pendekatan,yaitu :
1.
Pendekatan Produksi
Pendekatan produksi diperoleh dengan cara
menjumlahkan nilai tambah (value added) dari semua sektor produksi. Lalu,
besarnya nilai produksi diperoleh dari mana ?
Besarnya
nilai produksi (angka-angka PDB) diperoleh dari :nilai tambah (value added)
dari berbagai jenis barang & jasa ! yaitu sesuai dengan ISIC (International
Standard Industrial Classification)
sektor industri dapat diklasifikasikan menjadi
11 sektor industri, yg biasanya terbagi mjd 3 kelompok besar :
1.Sektor Primer
2.Sektor Sekunder
3.Sektor Tersier
Besarnya ‘value added’ tiap sektor, yi : VAs =
OPs - IPs
Sedangkan nilai PDB-nya diperoleh dengan : PDB
= VAsp + VAss + VAst
2.
Pendekatan
Pengeluaran/Pembelanjaan
Perhitungan dilakukan dengan cara menjumlahkan
permintaan akhir dari unit/komponen2 ekonomi, yaitu: Konsumsi Rumah Tangga (RT)=C, Perusahaan, berupa
investasi/pembentukan modal bruto =I, Pengeluaran Pemerintah
(konsumsi/belanja pemerintah) =G, Expor – Impor =( X – M ).
Dalam Keseimbangan Perekonomian Nasional,
sering di formulasikan dalam persamaan sbb:
PDB = C + I + G + ( X – M)
3.
Pendekatan Pendapatan
Diperoleh dengan cara menghitung jumlah balas
jasa bruto (blm dipotong pajak) / hasil dari faktor produksi yang digunakan PDB = sewa + upah + bunga + laba. Di mana sewa adalah
pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upah untuk tenaga
kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha.
Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran
dan pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktek
menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering
digunakan adalah dengan pendekatan pengeluaran.
Dari rumus pendekatan pengeluaran, dapat dijelaskan bahwa
apabila konsumsi bertambah makan akan berpengaruh pada PDB yang akan meningkat
pula. Begitu juga dengan Investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor bersih
apabila mengalami peningkatan maka jumlah PDB akan meningkat, hal ini dikarenakan
komponen-komponen tersebut berada dalam satu fungsi linier. Oleh karena itu,
setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan konsumsi, investasi,
pengeluaran pemerintah, dan nilai ekspor bersih.
Secara kasar PDB dapat
dijadikan ukuran kesejahteraan ekonomi suatu negara, akan tetapi ukuran ini
tidak terlalu tepat. Mengapa dikatakan tidak tepat karena jika hanya melihat
PDB, perhitungan tersebut masih mengabaikan faktor jumlah penduduk. Selanjutnya saya akan membahas PERTUMBUHAN
DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI.
PERTUMBUHAN
DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI.
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka
panjang. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu
indikator keberhasilan pembangunan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
berkelanjutan merupakan kondisi utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan
pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Karena jumlah penduduk
bertambah setiap tahun yang dengan sendirinya kebutuhan konsumsi sehari-hari
juga bertambah setiap tahun, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap
tahun.
Pertumbuhan
ekonomi bisa bersumber dari pertumbuhan permintaan agregat (AD) dan pertumbuhan
penawaran agregat (AS). Dari sisi AD, peningkatan AD di dalam ekonomi bisa
terjadi karena ON, yang terdiri atas permintaan masyarakat (konsumen),
perusahaan dan pemerintah meningkat.Pertumbuhan ekonomi dapat menurunkan
tingkat kemiskinan dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan jumlah
pekerja yang cepat dan merata. Pertumbuhan ekonomi juga harus disertai dengan
program pembangunan social
Sedangkan
Perubahan Struktur Ekonomi
struktur perkonomian adalah
komposisi peranan masing-masing sektor dalam perekonomian baik menurut lapangan
usaha maupun pembagian sektoral ke dalam sektor primer, sekunder, dan tersier.
Pembangunan ekonomi jangka panjang dengan pertumbuhan PDB akan membawa suatu
perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional dengan
pertanian sebagai sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh
sektor-sektor nonprimer sebagai motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi.
Pergeseran struktur ekonomi secara
makro-sektoral senada dengan pergeserannya secara keuangan (spasial). Ditinjau
dari sudut pandang keuangan (spasial), struktur perekonomian telah bergeser
dari struktur pedesaan menjadi struktur perkotaan modern.
Struktur perekonomian indoensia
sejak awal orde baru hingga pertengahan dasa warsa 1980-an berstruktur etatis
dimana pemerintah atau negara dengan BUMN dan BUMD sebagai perpanjangan
tangannya merupakan pelaku utama perekonomian Indonesia. Baru mulai pertengahan
dasa warsa 1990-an peran pemerintah dalam perekonomian berangsur-angsur
dikurangi, yaitu sesudah secara eksplisit dituangkan melalui GBHN 1988/1989
mengundang kalangan swasta untuk berperan lebih besar dalam perekonomian
nasional.
Selanjutnya
saya akan membahas tetang PERTUMBUHAN EKONOMI SELAMA ORDE BARU HINGGA SAAT INI
PERTUMBUHAN EKONOMI SELAMA ORDE BARU HINGGA SAAT INI
Indonesia sebagai negara yang baru
merdeka dituntut untuk mampu menghidupi negaranya sendiri dalam berbagai aspek
kehidupan, terutama aspek ekonomi. Perkembangan ekonomi Indonesia mengalami
perkembangan mulai masa pemerintahan Presiden Soekarno yang dikenal dengan
zaman Orde Lama. Kemudian mengalami perkembangan pada masa pemerintahan
Presiden Soeharto yang dikenal dengan zaman Orde Baru. Hingga zaman reformasi
yang mengalami perubahan besar-besaran dalam aspek ekonomi
Masa Orde Lama dibawah pimpinan
Soekarno bersikap anti batuan asing dan berorientasi ke dalam. Soekarno
menyatakan bahwa nilai kemerdekaan yang paling tinggi adalah berdiri di atas
kaki sendiri atau yang biasa disebut “berdikari” (Mas’oed, 1989:76). Soekarno
tidak menghendaki adanya bantuan luar negeri dalam membangun perekonomian
Indonesia. Pembangunan ekonomi Indonesia haruslah dilakukan oleh Indonesia
sendiri. Bahkan Soekarno melakukan kampanye Ganyang Malaysia yang semakin
memperkuat posisinya sebagai oposisi bantuan asing. Semangat nasionalisme
Soekarno menjadi pemicu sikapnya yang tidak menginginkan pihak asing ikut
campur dalam pembangungan ekonomi Indonesia. Padahal saat itu di awal
kemerdekaannya Indonesia membutuhkan pondasi yang kuat dalam pilar ekonomi.
Sikap Soekarno yang anti bantuan asing pada akhirnya membawa konsekuensi
tersendiri yaitu terjadinya kekacauan ekonomi di Indonesia. Soekarno cenderung
mengabaikan permasalahan mengenai ekonomi negara, pengeluaran besar-besaran
yang terjadi bukan ditujukan terhadap pembangunan, melainkan untuk kebutuhan
militer, proyek mercusuar, dan dana-dana politik lainnya. Soekarno juga
cenderung menutup Indonesia terhadap dunia luar terutama negara-negara barat.
Hal itu diperkeruh dengan terjadinya inflasi hingga 600% per tahun pada 1966
yang pada akhirnya mengakibatkan kekacauan ekonomi bagi Indonesia. Kepercayaan
masyarakat pada era Orde Lama kemudian menurun karena rakyat tidak mendapatkan
kesejahteraan dalam bidang ekonomi.
Kemudian fase baru dimulai dalam
perkembangan Indonesia, yaitu masa orde baru dimulai pada masa pemerintahan
Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk
kepada era pemerintahan Soekarno. Lahirnya Orde Baru diawali dengan
dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966. Orde Baru berlangsung dari tahun
1966 hingga 1998. slogan “Politik sebagai
Panglima” berubah menjadi “Ekonomi sebagai Panglima”. Karena pada masa ini,
pembangunan ekonomi merupakan keutamaan, buktinya, kebijakan-kebijakan Soeharto
berorientasi kepada pembangunan ekonomi. Kepemimpinan era Soeharto juga berbanding
terbalik dengan kepemimpinan era Soekarno. Jika kebijakan Soekarno cenderung
menutup diri dari negara-negara barat, Soeharto malah berusaha menarik modal
dari negara-negara barat itu. Perekonomian pada masa Soeharto juga ditandai
dengan adanya perbaikan di berbagai sector dan pengiriman delegasi untuk
mendapatkan pinjaman-pinjaman dari negara-negara barat dan juga IMF. Jenis
bantuan asing ini sangat berarti dalam menstabilkan harga-harga melalui
“injeksi” bahan impor ke pasar.
Orde Baru berpandangan bahwa
Indonesia memerlukan dukungan baik dari pemerintah negara kapitalis asing
maupun dari masyarakat bisnis internasional pada umumnya, yakni para banker dan
perusahaan-perusahaan multinasional (Mochtar 1989,67). Orde Baru cenderung
berorientasi keluar dalam membangun ekonomi. Langkah Soeharto dibagi menjadi
tiga tahap. Pertama, tahap penyelamatan yang bertujuan untuk mencegah agar
kemerosotan ekonomi tidak menjadi lebih buruk lagi. Kedua, stabilisasi dan
rehabilitasi ekonomi, yang mengendalikan inflasi dan memperbaiki infrastruktur
ekonmi. Ketiga, pembangunan ekonomi. Hubungan Indonesia dengan negara lain
dipererat melalui berbagai kerjasama, Indonesia juga aktif dalam organisasi
internasional, terutama PBB, dan penyelesaian konflik dengan Malaysia. Awalnya
bantuan asing sulit diperoleh karena mereka telah dikecewakan oleh Soekarno,
namun dnegan berbagai usaha dan pendekatan yang dilakukan kucuran dana asing
tersebut akhirnya diterima Indonesia. Ekonomi Indonesia mulai bangkit bahkan
akhirnya menjadi begitu kuat.
Sayangnya kekuatan ekonomi itu
didapatkan dari bantuan asing yang suka atau tidak harus dikembalikan. Suntikan
bantuan dari Amerika Serikat maupun Jepang cukup berperan besar dalam perbaikan
ekonomi di Indonesia. Begitupun dengan IMF yang dinilai sangat bermanfaat dalam
memperjuangkan Indonesia di hadapan para kreditor asing (Mas’oed, 1989:84).
Namun, bantuan tersebut tidak serta merta membuat Indonesia tumbuh dengan
prestasi ekonomi, Indonesia ternyata semakin terjerat keterpurukan perekonomian
dalam negeri akibat syarat-syarat dan bunga yang telah direncanakan negara
penyuntik bantuan. Booth (1999) menjelaskan kegagalan industri dalam negeri
dipasar global serta terjun bebasnya nilai rupiah juga menjadi warisan
keterpurukan ekonomi pada Orde Baru yang berorientasi pada pembangunan ekonomi
keluar. Maka, kini hal tersebut menjadi tantangan pemerintahan reformasi untuk
menuntaskan permasalahan ekonomi dalam negeri.
Masa Reformasi ditandai dengan lengsernya Presiden Soeharto dan
diangkatnya BJ Habibie yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden menjadi
Presiden Indonesia. Hal ini disebabkan oleh tidak mampunya Soeharto mengalami
permasalahan ekonomi serta semakin mewabahnya KKN (korupsi, kolusi, nepotisme).
Trauma zaman Orde Baru yang mengekang hak-hak demokrasi warga negara serta
kediktatoran Soeharto menyebabkan terjadinya perubahan menyeluruh dalam tiap
aspek kehidupan. Naiknya nilai tukar dollar secara tak tertahankan pada zaman
Orde Baru, menyebabkan naiknya berbagai kebutuhan pokok Indonesia. Namun,
secara perlahan nilai tukar dollar terhadap rupiah ini semakin menurun hingga
saat ini.
Selanjutnya yang menjadi penting
yakni orientasi ekonomi yang bagaimana, ke luar atau ke dalam, yang kemudian
dapat dianggap dan diharapkan efektif dan sesuai dengan kondisi Indonesi saat
ini. Orientasi ekonomi ke dalam pada zaman kepemimpinan Soekarno yakni Orde
Lama masih memiliki kekurangan. Begitu pula dengan era Orde Baru dibawah
kekuasaan Soeharto. Kekurangan-kekurangan tersebut yang akhirnya memiliki dampak
yang cukup signifikan terhadap perkembangan ekonomi di Indonesia. Dalam masa
kini perkembangan ekonomi tentu saja lebih baik dari pada dua era tersebut.
Sebenarnya Indonesia tidak perlu terlalu berpacu pada orientasi ke luar atau ke
dalam. Orientasi ekonomi di Indonesia harus lebih fleksibel. Karena dengan hal
tersebut maka ekonomi di Indonesia tidak hanya berpusat di dalam negeri tanpa
mau menerima bantuan asing, juga tidak hanya berkonsentrasi pada bantuan asing
tanpa memperhatikan kemampuan yang dimiliki oleh Indonesia sendiri. Alangkah
lebih baiknya jika orientasi ke dalam maupun ke luar dapat seimbang, sehingga
Indonesia yang tentu saja masih memiliki kekurangan dapat menerima berbagai
bantuan luar negeri secara wajar, yang kemudian tidak lupa untuk memaksimalkan
sumber-sumber yang ada di Indonesia sendiri, baik itu SDA maupun SDM di
Indonesia. Pemerintah juga harus dengan bijaksana menentukan berbagai kebijakan
mengenai bantuan maupun investor asing yang akan membantu hingga menanamkan
sahamnya di Indonesia. Sehingga Indonesia tidak menjadi pihak yang dirugikan,
serta berbagai bantuan yang datang dari luar negeri maupun investor asing dapat
dibatasi kewenangannya di Indonesia dan mencegah investor asing untuk
mendapatkan keuntungan dan eksploitasi yang berlebihan terhadap Indonesia.
Selanjutnya
saya akan membahas FAKTOR PENENTU PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
FAKTOR - FAKTOR PENENTU
PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
Setiap hal selalu mempunyai factor yang mendukung
perubahan, begitu pula dengan factor penentu prospek pertumbuhan ekonomi
Indonesia.Secara garis besar, ada 2
faktor penentu prospek pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Ada Faktor Internal
dan Faktor Eksternal.
1. Faktor
Internal, Krisis ekonomi pada tahun 1998 yang disebabkan oleh buruknya
fundamental ekonomi nasional, serta lambatnya proses pemulihan ekonomi nasional
pasca peristiwa tersebut menyebabkan
banyak investor asing yang enggan (bahkan hingga sampai saat ini) menanamkan
modalnya di Indonesia. Kemudian proses pemulihan serta perbaikan ekonomi
nasional juga tidak disertai kestabilan politik dan keamanan yang memadai,
penyelesaian konflik sosial , serta tidak adanya kepastian hukum. Padahal
faktor-faktor non ekonomi inilah yang merupakan aspek penting dalam menentukan
tingkat resiko yang terdapat di dalam suatu Negara untuk menjadi dasar
keputusan bagi para pelaku usaha atau investor terutama asing, untuk melakukan
usaha atau menginvestasikan modalnya di Negara tersebut
2.
Faktor
Eksternal, Kondisi perdagangan dan perekonomian regional serta dunia
merupakan faktor eksternal yang sangat penting untuk mendukung proses pemulihan
ekonomi di Indonesia. Mengapa kondisi perdagangan dan perekonomian regional
atau dunia tersebut dinilai penting? Sebab, apabila kondisi perdagangan dan
perekonomian Negara-negara tersebut
terutama mitra Indonesia sedang melemah, maka akan berdampak pula pada proses pemulihan yang
akan semakin mengulur waktu dan akibatnya dapat menghambat kemajuan perekonomian
di Indonesia.
Namun secara lebih sempit, ada beberapa factor
penentu pertumbuhan ekonomi di Indonesia yaitu :
1.
Faktor Sumber Daya Manusia,
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi
oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses
pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana
sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang
memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
2.
Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar
negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses
pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin
keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun
sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber
daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
3.
Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya
percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan
tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek
efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi
yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan
perekonomian.
4.
Faktor Budaya, Faktor budaya
memberikan dampak tersendiriterhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor
ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi
dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong
pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan
sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya
sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
5.
Sumber Daya Modal, Sumber daya modal
dibutuhkan manusiauntuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber
daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan
kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.
PERUBAHAN
STRUKTUR EKONOMI
Struktur
perekonomian adalah komposisi peranan masing-masing sektor dalam perekonomian
baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam sektor primer,
sekunder dan tersier.
Ada beberapa faktor yang menentukan terjadinya
perubahan struktur ekonomi antara lain:
1. Produktivitas tenaga
kerja per sektor secara keseluruhan
2. Adanya modernisasi dalam
proses peningkatan nilai tambah dari bahan baku, barang setengah jadi dan
barang jadi.
3. Kreativitas dan penerapan
teknologi yang disertai kemampuan untuk memperluas pasar produk/jasa yang
dihasilkannya.
4. Kebijakan pemerintah yang
mendorong pertumbuhan dan pengembangan sektor dan komoditi unggulan
5. Ketersediaan
infrastruktur yang menentukan kelancaran aliran distribusi barang dan jasa
serta mendukung proses produksi.
6. Kegairahan masyarakat
untuk berwirausaha dan melakukan investasi secara terus-menerus
7. Adanya pusat-pusat
pertumbuhan baru yang muncul dalam wilayah daerah
8. Terbukanya perdagangan
luar daerah dan luar negeri melalui ekspor-impor
Chenery mengatakan bahwa perubahan struktur
ekonomi disebut sebagai transformasi struktur yang diartikan sebagai suatu
rangkaian perubahan yang saling terkait satu sama lain dalam komposisi agregat
demand (AD), ekspor-impor (X-M). Agregat supplay (AS) yang merupakan produksi
dan penggunaan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal guna
mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berlanjut (Tambunan,
2003).
Ada dua teori utama yang umum digunakan dalam
menganalisis perubahan struktur ekonomi, yakni dari Arthur Lewis tentang teori
migrasi dan hoilis chenery tentang teori transportasi struktural.
Arthur
Lewis
mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi dua
yaitu perekonomian tradisional di pedesaan yang didominasi sector pertanian dan
perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai sector utama. Karana
perekonomiannya masih bersifat tradisional dan sub sistem, dan pertumbuhan
penduduk yang tinggi maka terjadi kelebihan
supply tenaga
kerja.
Demikian pembahasan saya kali ini, semoga
dengan adanya tulisan ini menambah wawasan pembaca tentang dunia ekonomi di
Indonesia. Dan terima kasih sudah mampir ke blog saya. Tunggu tulisan saya
berikutnya. Yaaa.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar