Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat Pagi pembaca kali
ini saya akan menulis tentang Sejarah ekonomi Indonesia (No 2/3), sejarah atau
jalan cerita suatu tragedy , seperti sejarah ekonomi Indonesia atau jalan
cerita bagaimana awal mula ekonomi Indonesia dapat masuk dan berkembang di
Indonesia. Sejarah perekonomian Indonesia merupakan suatu catatan penting untuk
melihat bagaimana perkembangan perekonomian Indonesia dalam perjalanan waktunya.
Kondisi perekonomian Indonesia mengalami berbagai dinamika seiring perputaran
waktu. Hal itu relevan diungkapkan sebagai bagian untuk mengetahui realita
perekonomian Indonesia.
Melihat dinamika
perjalanan perekonomian Indonesia. Makan pendekatan historis layak
dikedepankan. Pendekatan ini sejalan dengan rekam jejak erjlanan bangsa
indensia. Aspek sejarah Indonesia sedikit banyak menjadi acuan bagi derap
langkah perjalanan perekonomian Indonesia. Ya saya awali dengan membahas
sejarah Pra Kolonialisme.
SEJARAH PRA KOLONIALISME
Sejarah perekonomian
Indonesia pada Era Pra Kolonial yaitu era dimana kekuatan eropa belum mampu menguasai daratan dan perairan
Indonesia. Nusantara yang searang kita kenal sebagai Indonesia terdiri dari
pulau-pulau dan tanah yang dikuasai oleh berbagai kerajaan dan kekaisaran.
Termasuk masa berkembangnya agam Hindu dan Budha sebagai agama yang pertama
kali dikenal di Indonesia, sehingga adat budaya Hindu-Budha masih dapat kita
lihat hingga kini terutama dari bangunan bangunan bersejarah pada masa itu.
Diantaranya berbagai prasasti dan candi yang merupakan hasil budaya masyarakat
indonesia pada masa itu. Kejayaan kerajaan ini berangsung mulai abad ke 4
hingga abad ke 15. Tepatnya dimulai dari masa kejayaan kerajan Kutai hingga
Kerajaan Malayapura.
Setelah masa itu,
perdagangan dunia mulai berkembang seiring dengan ditemukannya Indonesia oleh
berbagai bangsa lain dari berbagai belahan dunia. Pada abad ke 12 mulai lah
berdatangan para pedagang atau lebih dikenal dengan sebutan Guzarat dari Timur
Tengah. Terutama para pedagang berkembangsaan Arab Saudi yang beragama islam.
Dan dari mereka inilah cikal bakal penyebaran dan berkembangnya agama islam di
Indonesia ini. Adanya interaksi antar
pedagang dengan orang Indonesia asli berbisnis lama kelamaan berkembang menjadi
akulturasi budaya. Tidak sedikit bangsa arab menikahi orang Indonesia dan
menetap di Indonesia. Beberapa pengusaha local kemungkinan tertarik dengan
agama baru ini dan dianggapnya menuntungkan untuk menganut keyakinan sama
seperti sebagian besar pedagang.
Prasasti pada batu nisan
menunjukkan bahwa pada awal abad ke 13 terdapat sebuah kerajaan Islam di bagian
utara Sumatera disebut dengan Pasai atau Samudera. Kerajaan ini dianggap
sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia. Pada akhir abad ke 14 dan awal
abad ke 15 pengaruh kerajaan Majapahit di Indonesia mulai menurun Karen konflik
dan meningkatnya kerjaan Islam. Senah perdangan baru, Malaka merupakan salah
satu kekuatan baru, kekuatan ini berasal dari pesisir Malaysia. Negara ini
menjadi pelahuan sukses dengan fasilitas menguntungkan dalam jaringan
perdagangan luas yang membentang dari cina dan Maluku di ujung timur Afrika dan
Mediterania di ujung barat. Historis antara perdangan dan Islam juga terlihat
dalam perkembangan di beberapa pulau di Indonesia. Cerita tentang Kejayaan
Malaka telah mencapai Eropa dan menggoda bangsa Portugis yang memiliki
teknologi navigasi maju, untuk berlayar ke bagian dunia ini agar bisa memiliki
pengaruh lebih besar pada jaringan perdagangan rempah rempah dunia. Dan disini
awal mula era Kolonialisme.
SISTEM MONOPOLI VOC
Sistem Monopoli VOC
terdapat dalam masa penjajahan Belanda sekitar 1602 – 1942. Belanda masuk ke
Indonesia pada tahun 1602. Hal itu dilakukan dengan memanfaatkan perpecahan
diantara kerajaan kerajaan kecil di Indonesia. VOC berdiri pada tanggal 20
Maret 1602.Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap
perdagangan rempah – rempah di Indonesia. Hal ini terjadi selama 3,5 abad. Hal
yang pertama VOC adalah berusaha menguasai salah satu pelabuhan penting yang
dijadikan pusat VOV. Untuk keperluan tersebut VOC mengincar kota Jayakarta.
Ketika itu Jayakarta di bawah kekuasaan Kerajaan Islam Banten. Sultan Banten
mengangkat Pangeran Wijayakrama sebagai adipati di Jayakarta.
Mula – mula VOC
mendapatkan izin dari Pangeran untuk mendirikan kantor dagang di Jayakarta,
tetapi J.P. Coen yang menjabat sebagai gubernur VOC malah menyerang Pangeran
Wijayakrama. Kota Jayakarta direbut dan dibakar, kemudian di atas reruntuhan
kota Jayakarta J.P. Coen membangun sebuah kota baru yang beri nama Batavia.
Batavia kemudian menjadi kantor pusat VOC. Dengan kedudukan yang makin kuat VOC
melakukan politik dividi et Impera
atau politik mengadu domba kepada kerajaan – kerajaan yang ada di Indonesia.
VOC juga sering ikut campur dalam urusan pemerintahan kerajaan – kerajaan di
Indonesia.
Setelah berhasil
menguasai seluruh kota penghasil rempah- rempah di Indonesia. VOC diberikan hak Octrooi (Hak Istimewa) oleh
Kerajaan Belanda. Hak Istimewa tersebut antara lain :
1. Hak monopoli perdagangan
2. Hak mencetak dan mengeluarkan uang
3. Hak mengadakan perjanjian
4. Hak mengumumkan perang
5. Hak menjalankan kekuasaan kehakiman
6. Hak memungut pajak
7. Hak memiliki angkatan perang
8. Hak menyelenggarakan pemerintahan sendiri
Dengan hak yang dimiliki
VOC, maka kongsi dagang yang sering di sebut “Kompeni” berkembang dengan pesat.
VOC memonopoli seluruh hasil rempah rempah yang dihasilkan oleh masyarakat
Indonesia. Bukan hanya kepada masyarakat biasa, kompeni juga mengharuskan
kerajaan – kerajaan menyerahkan hasil bumi seperti beras, lada, kopi, rempah – rempah,
kayu jati dsb kepada VOC. Hasil bumi itu harus diberikan kepada VOC dengan
jatah yang sudah ditetapkan oleh VOC.
Adapun bentuk aturan paksaan VOC yang diterapkan di Indonesia, antara
lain :
a. Aturan monopoli dagang, yaitu menguasai sendiri
seluruh perdagangan rempah – rempah di Indonesia.
b. Contingen Stelsel, yaitu pajak yang harus dibayar
oleh rakyat dengan menyerahkan hasil bumi.
c. Verplichte Leverantie, yaitu kewajiban menjual
hasil bumi hanya kepada VOC dengan harga yang telah di tetapkan.
d. Preangerstelsel, yaitu kewajiban yang dibebankan
kepada rakyar Priangan untuk menanam kopi.
Apabila seluruh aturan
yang telah di tetapkan oleh VOC tidak di jalan kan maka pelanggarnya akan
dijatuhi hukuman. Hukuman terhadap para pelanggar disebut ekstirpasi . hukuman itu berupa pembinasaan tanaman rempah – rempah
milik petani dan pemiliknya disiksa atau bisa – bisa dibunuh.
SISTEM TANAM PAKSA
Sistem tanam paksa /
Cultuurstelsel adalah peraturan yang dikeluarkan oleh Gubernur Jendral Johannes
Van Den Bosch pada tahun 1830 meniru gaya pemerintahan Deandles dan Raffles
dengan cara mengeksploitasi tenaga kerja penduduk pribumi, yang mewajibkan setiap
desa menyisishkan sebagian tanahnya (20%) untuk ditanami komoditi ekspor,
khususnya kopi, tebu, dan tarum (nila). Hasil tanaman ini akan dijual kepada
pemerintah colonial dengan harga yang sudah dipastikan dan hasil panen
diserahkan kepada pemerintah colonial.
Latar belakang yang
menyebabkan timbulnya sistem tanam paksa terjadi awal abab 19, pemerintah
belnada mengeluakan biaya yang sangat besar untuk membiayai peperangan, baik di
Negeri Belanda sendiri (Pemberontakan Belgia) maupun di Indonesia (terutama
perlawanan Diponegoro) sehingga Negeri Belanda harus menanggung hutang yang
sangat besar. Untuk menyelamatkan Negeri Belanda dari bahaya kebangkrutan
Johannes Van Den Bosch menggali dana semaksimal mungkin untuk mengisis
kekosongan kas Negara dengan cara peningkatan produksi tanaman ekspor melalui
tanam paksa.
Ketentuan – ketentuan yang diterapkan oleh Van Den Bosch sebagai berikut :
1. Para petani yang mempunyai tanah diminta
menyediakan seperlima tanahnya utuk ditanami tanaman perdagngan yang sudah
ditentukan.
2. Bagian tanah yang digunakan untuk menanan tanaman
wajib tersebut dibebaskan dari pembayaran pajak.
3. Hasil dari penanaman tanaman perdagangan itu harus
diserahkan kepada pemerintah Belanda. Setiap kelebihan hasil panen dan nilai
pajaknya akan dibayarkan kembali sisanya.
4. Tenaga dan waktu untuk menggarap tanaman
perdagangan tidak melebihi dari tenaga dan waktu dalam menanam padi.
5. Kegagalan panen tanaman wajib menjadi tanggung
jawab pemerintah.
6. Bagi mereka yang tidak memiliki tanah, wajib
bekerja selama 66 hari dalam setahunnya di perkebunan milik pemerintah.
7. Penggarapan tanah untuk tanaman wajib akan diawasi
langsung oleh penguasa pribumi. Pegawai Belanda secara umum mengawasi jalannya
penggarapan dan pengangkutannya.
Namun dalam perjalanan sistem tanam paksa banyak sekali penyimpangan
ketentuan yang terjadi seperti :
-
Sawah dan
lading petani terbengkalai karena perhatian dipusatkan pada penanaman tanaman
wajib.
-
Rakyat yang
tidak memiliki tanah harus bekerja melebihi waktu dari waktu yang ditentukan.
-
Luas lahan
untuk penanaman tanaman wajib melebihi dari seperlima lahan garapan.
-
Lahan yang
disediakan untuk penanaman tanamana wajib tetap dikenakan pajak tanan.
-
Kelebihan
hasil panen dan jumlah pajak yang dibayarkan tidak dikembalikan.
-
Kegagalan
panen tanaman wajib tetap menjadi tanggung jawab petani.
Semua penyimpangan dalam pelaksanaan tanam paksa telah mengakibatkan
penderitaan yang sangat besar bagi rakyat seperti :
1) Bagi Indonesia (khususnya Pulau Jawa)
a)
Sawah ladang
menjadi terbengkalai karena diwajibkan kerja terus menerus sehingga penghasilan
menurun drastis.
b)
Beban rakyat
semakin berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil panennya,
membayar pajak, mengikuti kerja rodi dan menanggung resiko apabila terjadi
kegagalan panen.
c)
Timbulnya
tekanan fisik dan psikis yang bekepanjangan.
d)
Timbulnya
bahaya kemiskinan yang semakin berat
e)
Timbulnya
bahaya kelaparan dan wabah penyakit di mana – mana sehingga angka kematian
meningkat drastis.
Bahaya kelaparan menimbulkan korban jiwa yang
sangat mengerikan di daerah Cirebon (1843), Demak (1849), dan Grobogan (1850).
Kejadian mengakibatkan jumlah penduduk menurun dratis. Selain itu juga terjdi
penyakit busung kapar (hongorudium) dimana-mana.
Reaksi dan Tentangan dari
berbagai pihak dengan mengadakan pelawanan, seperti yang dilakukan petani tebu
di pasuruan 1833. Bahkan orang Belanda sendiri juga banyak yang menentang
sistem tanam paksa tersebut. Hingga akhirnya sistem tanam paksa itu ditiadakan
SISTEM EKONOMI KAPITALIS LIBERAL
Sistem ekonomi liberal
kapitalis adalah suatu sistem yang memberikan kebebasan yang besar bagi pelaku
– pelaku ekonomi untuk melakukan kegiatan yang terbaik bagi kepentingan
individual atau sumber daya – sumber daya ekonomi atau factor produksi. Asset
dan factor produksi dari sistem ekonomi liberal kapitalis sebagian besar
berasal dimiliki swasta/pribadi. Dalam perekonomian liberal kapitalis setiap
warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang
bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar – besarnya dan bebas
melakukan kompetisis untuk memenangkan persaingan bebas. Tetapi dilain pihak,
pemerintah tidak boleh ikut campur dalam kegiatan ekonomi. Pemerintah hanya
bertugas melindungi, menjaga dan member fasilitas agar setiap individu dapat
menjalankan hal dan kebebasannya dengan sebaik – baiknya.
Ciri – ciri dari sistem ekonomi liberal kapitalis :
A. Masyarakat diberi kebebasan dalam memiliki sumber –
sumber produksi.
B. Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung
dalam kegiatan ekonomi.
C. Masyarakat terbagi menjadi golongan yaitu golongan
pemilik sumber daya produksi dan masyarakat pekerja (buruh).
D. Motif mencari laba terpusat pada kepentingan
sendiri.
E. Peranan modal sangatlah penting dalam ekonomi
liberal kapitalis.
F. Timbul persaingan dalam masyarkay terutama dalam
mencari keuntungan.
G. Kegiatan selalu mempertimbangkan keadaan pasar.
H. Pasar merupakan dasar setiap tindakan ekonomi.
I. Biasanya barang – barang produksi yang dihasilkan
bermutu tinggi.
Sistem Ekonomi Liberal Kapitalis memiliki Kelebihan dan Kekurangan yaitu :
Kelebihan :
1. Menumbuhkan inisiatif dan kreasi msyarakat dalam
kegiatan ekonomi, karena masyarakat tidak perlu lagi mengunggu perintah dari
pemerintah.
2. Setiap individu bebas memiliki sumber – sumber daya
produksi, yang nantinya akan mendorong partisipasi masyarakat dalam
perekonomian.
3. Timbul persaingan semangat untuk maju dari
masyarakat.
4. Menghasilkan barang – barang bermutu tinggi, karena
adanya persaingan semangat antar masyarakat.
5. Efisiensi dan efektifitas tinggi, karena setiap
tindakan ekonomi didasarkan motif mencari keuntungan.
6. Kegiatan ekonomi
lebih cepat maju karena persaingan tersebut.
Kekurangan :
1. Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat.
2. Masyarakat yang kaya semakin kaya dan yang miskin
semakin miskin.
3. Banyak terjadinya monopoli masyarakat.
4. Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena
kesalahan alokasi sumber daya oleh individu.
5. Pemerataan pendapatan sulit dilakukan karena
persaingan bebas tersebut.
6. Dapat menciptakan kesenjangan antar masyarakat.
7. Renta terhadap krisis ekonomi.
Negara- Negara yang menganut sistem ekonomi liberal
kapitalis antara lain :
1. Benua Amerika :
Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brasil, Chili, Kuba, Kolombia, Ekuador,
Kanada, Meksiko, Paraguay, Peru, dan Venezuela.
2. Benua Eropa :
Austria, Belgia, Bulgaria, Kroasia, Ceko, Slovakia, Denmark, Perancis,
Jerman, Yunani, Italia, Belanda,
Polandia, Portugal, Spanyol, Swedia, Inggris.
3. Benua Asia :
India, Iran, Israel, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Thailand, Turki,
Malaysia, Singapura.
4. Kepulauan Oceania : Australia dan Selandia Baru.
5. Benua Afrika :
Mesir, Senegal, Afrika Selatan.
ERA KEPENDUDUKAN JEPANG
Awal kependudukan jepang
di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945
seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Kedatangan Jepang ke Indonesia
didasari oleh kebutuhan Jepang akan minyak bumi untuk keperluan Jepang.
Menipisnya persediaan minyak bumi untuk keperluan perang dan tekanan dari
Amerika Serikat yang melarang ekspor minyak bumi ke Jepang. Jepang mendarat di
tiga daerah di Pulau Jawa yaitu Banten, Indramayu dan Rembang. Melalui
Indramayu, Jepang dengan cepat merebut pangkalan udara Kalijati yang dikuasai
oleh Belanda. Hingga akhirnya tanggal 9 Maret tahun Showa 17,upacara serah
terima kekuasaan antara tentara Jepang dan Belanda di Kalijati diadakan.
Indonesia sudah lama
diincar bala tentara Jepang. Alasanyannya adalah melimpah sumber daya manusia
dan sumber daya alam. Hal ini sangat penting untuk mendukung kepentingan perang
Jepang. Pada era kependudukan Jepang, perekonomian Indonesia bercorak ekonomi
perang. Cirinya adalah adanya pengaturan, pembatasan, dan pegausaan faktor –
faktor produksi oleh pemerintah militer. Pemerintah militer Jepang langsung
mengawasi perkebunan untuk diberdayakan untuk perang. Dalam bidang perbankan
Jepang melikuidasi bank – bank peninggalan Belanda. Kemudian Jepang mendirikan
bank – bank sendiri. Jepang juga mengelarkan uang baru untuk menutup deficit
akibat pembangunan bidang militer.
Awal mula kedatangan
Jepang ke Indonesia bersikap manis dengan menjanjikan kemerdekaan untuk
Indonesia dan bebas dari kesengsaraan yang dilakukan oleh bangsa Belanda
.Masyarakat Indonesia terbuai ucapan dan janji manis dari bangsa Jepang.
Padahal Bangsa Jepang juga memanfaatkan Indonesia dengan meeksploitasi sumber
daya alam dan sumber daya tenaga dari masyarakat pribumi sama seperti yang di
lakukan oleh bangsa Belanda.
Dengan mengekploitasi
Jepang memberlakukan sistem pengaturan ekonomi pemerintahan Jepang, dan berikut
beberapa hal yang diberlakukan ;
1. kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang. Mulai dari hasil
perkebunan, pabrik, hasil pertambangan, bahan mentah, bank hingga perusahaan
semua digunakan untuk mendukung kegiatan perang.
2. Jepang mengawasi ekonomi Indonesia secara ketat dengan sanksi
pelanggaran yang sangat berat. Jepang mengendalikan harga, menggendalikan
perkebunan, mengendalikan peredaran sisasisa persediaan barang dan
mengendalikan penggunaan barang.
3. Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi
kebutuhan daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang). Konsekuensinya semua
kekayaan yang dimiliki masyarakat dkorbankan untuk kepentingan perang.
CITA CITA EKONOMI MERDEKA
Setiap kehidupan
mempunyai cita cita yang ingin digapai, bukan hanya menjadi sebuah angan
semata. Kemerdekaan Indonesia tahun ini telah menginjak ke 70 tahun. Angka yang
seharusnya sudah merdeka dalam arti sesungguhnya. Bukan hanya merdeka dari
jajahan Negara lain secara nyata, tetapi merdeka dari segala aspek kehidupan.
Merdeka dari jajahan Negara lain secara terselubung, sebagai contoh PT Freeport
yang mengeksploitasi kekayaan bumi Indonesia dengan hanya memberi beberapa
persen pendapatan untuk Negara Indonesia. Merdeka dari kemiskinan contohnya
semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat, menurunnya tingkat kemiskinan,
dan cepatnya laju ekonomi. Seperti yang dikatakan oleh bung Hatta “dalam
suatu Indonesia Merdeka yang dituju, yang alamnya kaya dan tanahnya subur,
semestinya tidak ada kemiskinan. Bagi Bung Hatta, Indonesia Merdeka tak ada
gunanya jika mayoritas rakyatnya tetap hidup melarat. “Kemerdekaan nasional
tidak ada artinya, apabila pemerintahannya hanya duduk sebagai biduanda dari
kapital asing,” kata Bung Hatta. (Pidato Bung Hatta di New York, AS, tahun
1960).
Dengan itu cita cita dari kemerdekaan
Indonesia yang sesungguhnya adalah menjadi suatu negara yang bukan hanya
merdeka dari jajahan bangsa lain tetapi juga merdeka dari kemiskinan, kebodohan,
penjajahan terselubung, dan keterbelakangan ekonomi. Indonesia adalah Negara
yang kaya. Kaya akan SDA contohnya melimpahnya hasil perut bumi, melimpahnya
hasil perkebunan, melimpahnya hasil laut dan masih banyak lagi. Kaya akan SDM
menurut data yang diperoleh Indonesia menjadi penduduk terpadat ke 4 di dunia
dengan memiliki 44,98% penduduk usia produktif pada tahun 2013, dengan
pendidikan yang baik Indonesia dapat dipastikan menjadi Negara maju. Kaya akan
budaya yang dapat menghasilkan pendapatan dari sector pariwisata. Dengan begitu
banyak kekayaan yang dimiliki Indonesia seharusnya kita dapat mendominasi
ekonomi di dunia. Dengan itu sekarang dan sampai seterusnya kemerdekaan
Indonesia bukan kemerdekaan dari penjajahan semata tetapi kemerdekaan dari segala
kesusahan dan menjadi Negara yang dapat mendominasi perekonomian dunia.
EKONOMI
INDONESIA SETIAP PERIODE PEMERINTAHAN
Ada
5 periode pemerintahan yang dimiliki oleh Indonesia yaitu :
1. Orde
Lama (1950–1959)
2. Demokrasi
Terpimpin (1959–1965)
3. Masa
Transisi (1965–1966)
4. Orde
Baru (1966–1998)
5. Era
Reformasi (1998–sekarang)
Tetapi kali ini saya
akan membahasa 3 dari periode diatas yaitu orde lama , orde baru dan reformasi.
1. Orde Lama (1950 – 1959)
Sebagai Presiden pertama
indonesia, perekonomian indonesia tidak dapat lepas dari sosok Ir. Soekarno.
Sebagai orang yang pertama memimpin Indonesia boleh dibilang Soekarno adalah
peletak dasar perekonomian indonesia. Beberapa kebijakan yang diambil dibawah
pemerintahan Soekarno diantaranya :
-
Nasionalisasi Bank Java menjadi Bank
Indonesia.
-
Mengamankan usaha-usaha yang menyangkut
harkat hidup orang banyak
-
Berusaha memutuskan kontrol Belanda
dalam bidang perdagangan ekspor-impor
-
Serta beberapa kebijakan lainnya yang
ditujukan untuk memajukan perekonomian indonesia.
Orde Lama berlangsung dari
tahun 1945 hingga 1968. Dalam jangka waktu tersebut, Indonesia bergantian
menggunakan sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi komando. Hampir seluruh
program ekonomi pemerintahan Soekarno kandas di tengah jalan. Penyebabnya adalah
:
1. Situasi politik yang
diwarnai manuver dan sabotase, terutama dari kelompok-kelompok kanan (masyumi,
PSI, dan tentara-AD) yang tidak menghendaki kemandirian ekonomi nasional.
2. Pertarungan kekuasaan antar
elit politik di tingkat nasional -yang berakibat jatuh-bangunnya cabinet -
tidak memberikan kesempatan kepada Soekarno dan kabinetnya untuk teguh
menjalankan kebijakan-kebijakan tersebut.
3) Yang paling pokok: borjuasi
dalam negeri (pribumi) yang diharapkan menjadi kekuatan pokok dalam mendorong industrialisasi
dan kegiatan perekonomian justru tidak memiliki basis borjuis yang tangguh.
Naik turun
perekonomian Indonesia sangat terasa pada masa orde lama ini karena kita baru
merasakan mengurus Negara dengan segala permasalahan di dalamnya.
2.
Orde Baru (1966–1998)
Orde Baru adalah sebutan bagi masa
pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama
yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Lahirnya Orde Baru diawali
dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966. Orde Baru berlangsung dari
tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia
berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang
merajalela.
Meski telah merdeka, Indonesia pada
tahun 1950 hingga 1960-an berada dalam kondisi yang relatif tidak stabil.
Bahkan setelah Belanda secara resmi mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun
1949, keadaan politik maupun ekonomi di Indonesia masih labil karena ketatnya
persaingan di antara kelompok-kelompok politik.
Tetapi meskipun masih relatif tidak
stabil, perekonomian Indonesia bergerak lebih cepat daripada orde lama karena
Indonesia sudah mulai memahami arus perekonomian. Dengan bukti pada Rencana
Pembangunan Lima Tahun (Repelita), Repelita I membawa pertumbuhan ekonomi naik
dari rata-rata 3% menjadi 6,7% per tahun, pendapatan perkapita meningkat dari
80 dolar AS menjadi 170 dolar AS, dan inflasi dapat ditekan menjadi 47,8% pada
akhir Repelita I di tahun 1974. Repelita II (1974-1979) dan Repelita III
(1979-1984) fokus pada pencapaian pertumbuhan ekonomi, stabilitas nasional, dan
pemerataan pembangunan dengan penekanan pada sektor pertanian dan industri yang
mengolah bahan mentah menjadi bahan baku. Pada tahun 1984, Indonesia berhasil
mencapai status swasembada beras dari yang tadinya merupakan salah satu negara
pengimpor beras terbesar di dunia di tahun 1970-an. Fokus Repelita IV
(1984-1989) dan Repelita V (1989-1994), selain berusaha mempertahankan kemajuan
di sektor pertanian, juga mulai bergerak menitikberatkan pada sektor industri
khususnya industri yang menghasilkan barang ekspor, industri yang menyerap
tenaga kerja, industri pengolahan hasil pertanian, dan industri yang dapat
menghasilkan mesin-mesin industri.
3.
Reformasi (1998 – Sekarang)
Pada masa krisis ekonomi,
ditandai dengan tumbangnya pemerintahan Orde Baru kemudian disusul dengan era
Reformasi yang dimulai oleh pemerintahan Presiden Habibie. Pada masa ini tidak
hanya hal ketatanegaraan yang mengalami perubahan, namun juga kebijakan
ekonomi. Sehingga apa yang telah stabil dijalankan selama 32 tahun, terpaksa
mengalami perubahan guna menyesuaikan dengan keadaan.
1. Masa Kepemimpinan B.J. Habibie
Pada awal pemerintahan
reformasi, masyarakat umum dan kalangan pengusaha dan investor, termasuk
investor asing, menaruh pengharapan besar terhadap kemampuan dan kesungguhan
pemerintah untuk membangkitkan kembali perekonomian .
Masa
pemerintahan Habibie ditandai dengan dimulainya kerjasama dengan Dana Moneter
Internasional untuk membantu dalam proses pemulihan ekonomi. Selain itu,
Habibie juga melonggarkan pengawasan terhadap media massa dan kebebasan
berekspresi.
Di bidang ekonomi, ia berhasil
memotong nilai tukar rupiah terhadap dollar masih berkisar antara Rp 10.000 –
Rp 15.000. Namun pada akhir pemerintahannya, terutama setelah
pertanggungjawabannya ditolak MPR, nilai tukar rupiah meroket naik pada level
Rp 6500 per dolar AS nilai yang tidak akan pernah dicapai lagi di era
pemerintahan selanjutnya. Selain itu, ia juga memulai menerapkan independensi
Bank Indonesia agar lebih fokus mengurusi perekonomian.
2. Masa Kepemimpinan K.H. Abdurrahman Wahid
(Gus Dur)
Kepemimpinan Gus Dur
• Dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
kondisi perekonomian Indonesia mulai mengarah pada perbaikan, di antaranya
pertumbuhan PDB yang mulai positif, laju inflasi dan tingkat suku bunga yang
rendah, sehingga kondisi moneter dalam negeri juga sudah mulai stabil.
• Hubungan pemerintah dibawah pimpinan
Abdurahman Wahid dengan IMF juga kurang baik, yang dikarenakan masalah, seperti
Amandemen UU No.23 tahun 1999 mengenai bank Indonesia, penerapan otonomi daerah
(kebebasan daerah untuk pinjam uang dari luar negeri) dan revisi APBN 2001 yang
terus tertunda.
• Politik dan sosial yang tidak stabil semakin
parah yang membuat investor asing menjadi enggan untuk menanamkan modal di
Indonesia.
• Makin rumitnya persoalan ekonomi ditandai
lagi dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung
negatif, bahkan merosot hingga 300 poin, dikarenakan lebih banyaknya kegiatan
penjualan daripada kegiatan pembelian dalam perdagangan saham di dalam negeri.
3. Masa Kepemimpinan Megawati Soekarnoputri
Masa kepemimpinan Megawati
Soekarnoputri mengalami masalah-masalah yang mendesak untuk dipecahkan adalah
pemulihan ekonomi dan penegakan hukum. Kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk
mengatasi persoalan-persoalan ekonomi antara lain :
• Meminta penundaan pembayaran utang sebesar
US$ 5,8 milyar pada pertemuan Paris Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran
utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun.
• Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi
adalah menjual perusahaan negara di dalam periode krisis dengan tujuan
melindungi perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan
mengurangi beban negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan pertumbuhan
ekonomi Indonesia menjadi 4,1 %. Namun kebijakan ini memicu banyak kontroversi,
karena BUMN yang diprivatisasi dijual ke perusahaan asing.
Di masa ini juga direalisasikan
berdirinya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), tetapi belum ada gebrakan
konkrit dalam pemberantasan korupsi. Padahal keberadaan korupsi membuat banyak
investor berpikir dua kali untuk menanamkan modal di Indonesia, dan mengganggu
jalannya pembangunan nasional.
Meski ekonomi Indonesia
mengalami banyak perbaikan, seperti nilai mata tukar rupiah yang lebih stabil,
namun Indonesia pada masa pemerintahannya tetap tidak menunjukkan perubahan
yang berarti dalam bidang-bidang lain.
4. Masa Kepemimpinan Susilo Bambang
Yudhoyono
Pemerintahan Indonesia Bersatu
Jilid I (Era SBY- JK) = (2004-2009)
Masa Kepemimpinan Susilo
Bambang Yudhoyono terdapat kebijakan kontroversial yaitu mengurangi subsidi
BBM, atau dengan kata lain menaikkan harga BBM. Kebijakan ini dilatar belakangi
oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke subsidi
sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung peningkatan
kesejahteraan masyarakat.Kebijakan kontroversial pertama itu menimbulkan
kebijakan kontroversial kedua, yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat
miskin. Kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan perkapita adalah
mengandalkan pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi serta mengundang investor asing dengan janji
memperbaiki iklim investasi.
selama masa pemerintahan SBY,
perekonomian Indonesia memang berada pada masa keemasannya. Indikator yang
cukup menyita perhatian adalah inflasi.Sejak tahun 2005-2009, inflasi berhasil
ditekan pada single digit. Dari 17,11% pada tahun 2005 menjadi 6,96% pada tahun
2009. Tagline strategi pembangunan ekonomi SBY yang berbunyi pro-poor, pro-job,
dan pro growth (dan kemudian ditambahkan dengan pro environment) benar-benar
diwujudkan dengan turunnya angka kemiskinan dari 36,1 juta pada tahun 2005,
menjadi 31,02 juta orang pada 2010. Artinya, hampir sebanyak 6 juta orang telah
lepas dari jerat kemiskinan dalam kurun waktu 5 tahun. Ini tentu hanya imbas
dari strategi SBY yang pro growth yang mendorong pertumbuhan PDB.
Imbas dari pertumbuhan PDB yang
berkelanjutan adalah peningkatan konsumsi masyarakat yang memberikan efek pada
peningkatan kapasitas produksi di sector riil yang tentu saja banyak membuka
lapangan kerja baru.
Pemerintahan Indonesia Bersatu
Jilid II (Era SBY- Budiono) = (2009-2014)
Memasuki tahun ke dua masa jabatannya, SBY
hadir dengan terobosan pembangunannya berupa master plan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3 EI). Melalui langkah MP3EI,
percepatan pembangunan ekonomi akan dapat menempatkan Indonesia sebagai negara
maju pada tahun 2025 dengan pendapatan perkapita antara UsS 14.250-USS 15.500,
dengan nilai total perekonomian (PDB) berkisar antara USS 4,0-4,5 triliun.
Demikian tulisan saya, kurang
lebih saya mohon maaf karena saya juga masih terus belajar, banyak yang saya
jadikan refrensi dalam tulisan ini jadi saya mengucapkan terima kasih atas
semua sumber. Dan saya berharap tulisan saya ini dapat menambah wawasan
pembaca. dan sampai jumpa dengan tulisan tulisan saya selanjutnya.
Wassalamualikum wr.wb
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar